0 Student Paper Competition SNBB 2013


Student Paper Competition SNBB III adalah lomba paper di bidang  metalurgi, khususnya di dalam industri besi baja skala nasional. Student Paper Competition ini merupakan satu dari beberapa rangkaian acara Seminar Nasional Besi Baja III yang bertemakan "Peran Strategis Industri Besi Baja dalam Memajukan Bangsa".  Kompetisi ini digelar untuk memacu kalangan mahasiswa metalurgi dan material untuk membuat kreatifitas dan inovasi baru dalam rangka memajukan dunia metalurgi di Indonesia. Acaranya sendiri berlangsung pada tanggal 24 September 2013, dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai tuan rumah. Dalam kompetisi ini yang menjadi dewan juri yaitu Bapak Basso Makahanap (SEAISI), Bapak Bambang Suharno (UI), Bapak Sungging Pintowantoro (ITS), Bapak Arif Basuki (ITB), dan Ibu Soesaptri Oediyani (Untirta).


Jumlah peserta yang mendaftar dan mengirimkan abstrak dalam SPC (Student Paper Competition) SNBB III berjumlah 26 tim. Mereka berasal dari berbagai jurusan dan perguruan tinggi di Indonesia di indonesia. Tim yang mengirimkan abstrak lengkap berjumlah 20 tim. Selanjutnya dari 20 tim ini diseleksi makalahnya oleh dewan juri hingga akhirnya terpilih 10 finalis yang akan mempresentasikan papernya di hadapan dewan juri. Presentasi di hadapan dewan juri menyumbang nilai sebesar 60% dari nilai akhir, sedangkan hasil penilaian paper sebelumnya menyumbangkan 40% dari nilai akhir.
Dalam kompetisi ini yang keluar sebagai pemenang adalah kontestan dari tuan rumah ITB sendiri, yaitu Hasnul Hakim (Teknik Metalurgi ITB 2009). Ia mengangkat tema paper yang sederhana namun inovatif, yaitu memanfaatkan arang tempurung kelapa sebagai reduktor dalam proses smelting. Pemanfaatan arang sebagai reduktor telah dilakukan di beberapa negara berkembang, contohnya Brazil dan Malaysia.
Hasnul Hakim, saat acara wisuda sarjana 19 Oktober 2013 di Sabuga
“Di Brazil, arang kayu dijadikan sebagai pengganti batubara dalam pembuatan besi. Sedangkan di Malaysia, cangkang sawit diubah menjadi kokas. Kemudian, dilihat dari kondisi Indonesia yang memiliki cadangan batubara yang lumayan banyak, pemanfaatan biomassa untuk menjadi reduktor akan sulit untuk dilakukan. Namun, peningkatan nilai tambah dari biomassa tersebut akan meningkatkan penghasilan dari petani kelapa maupun kelapa sawit sehingga semua material yang terdapat pada biomassa dapat dimanfaatkan. ” ungkap Hasnul.
Bersama timnya (Rudy Aditya, Aulia Taufik Akbar, Muhammad Rizky, dan Yudhistira Sudesno), Hasnul melakukan penelitian dan pengumpulan data. Nantinya data tersebut akan digunakan dalam penyusunan paper. Pada tahap awal, paper mereka menempati posisi kedua dari segi penulisan dan isi. Setelah melewati tahap presentasi dan penilaian oleh para juri, akhirnya Hasnul dan kawan-kawan keluar sebagai pemenang.

Bagi Hasnul, kompetisi ini cukup menegangkan, terutama saat tahap persentasi paper. Namun hal tersebut justru menjadi pengalaman tersendiri baginya dan timnya. Hasnul berharap agar muncul lebih banyak ide yang kreatif dan inovatif serta lebih banyak peserta yang berpartisipasi dalam acara SPC selanjutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Kicau IMMG

Agenda IMMG

MetalNews (by Fastmarkets)