0 Pergantian Kepengurusan BP IMMG

Dengan berakhirnya kepengurusan BP IMMG 2014/15, maka dengan ini kepengurusan BP IMMG akan diteruskan kepada BP IMMG 2015/16 yang akan dipimpin oleh Aristya P. Marzuki (12512034).


Aristya Putra Marzuki
12512034
(Ketua BP IMMG 2015/16)

0 BULLION IMMG ed. Februari-Maret 2015

berikut merupakan buletin IMMG "BULLION" terbit edisi Februari-Maret 2015

(click gambar untuk memperbesar)



0 Metalurgi Masa Prasejarah



Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral, ekstraksi logam dari konsentrat mineral, proses produksi logam, hingga perekayasaan sifat fisik logam. Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil pertambangan. Logam yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya adalah emas, yang bisa ditemukan secara bebas. Sejumlah kecil emas telah ditemukan telah digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum, sekitar 40.000 SM. Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga dapat ditemukan bebas, dan memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas. Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai sebagai "belati dari langit”. Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan memanaskan bebatuan, serta  mengombinasikan tembaga dan timah untuk mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.

Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM, pada awalZaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin. Perkembangan historis metalurgi besi dapat ditemukan dalam berbagai budaya dan peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan imperium kuno dan abad pertengahan di Timur Tengah  dan  Timur Dekat, Mesir kuno, dan Anatolia (Turki sekarang), Kartago, Yunani, Romawi kuno, Eropa abad  pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan pertengahan, Jepang kuno dan pertengahan, dan sebagainya. Pada perjalanannya, banyak penerapan, praktik dan perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja, dan lain-lain).
 

Di Indonesia, penerapan ilmu-ilmu metalurgi dimulai sejak 500SM di masa Prasejarah, tepatnya pada Zaman Logam (setelah Zaman Batu). Pada zaman logam, masyarakat diketahui telah mampu membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Alat-alat ini pada kehidupan sehari-hari digunakan oleh masyarakat untuk bercocok tanam, namun bisa juga digunakan sebagai senjata. Masa ini dikenal juga dengan masa perundagian dimana terdapat golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan (dalam pengolahan logam tersebut).

Teknik yang digunakan untuk membuat alat-alat tersebut adalah teknik melebur logam bivalve dan a cire perdue. Teknik bivalve menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka, sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu. Sedangkan teknik a cire perdue menggunakan lilin untuk membuat benda yang kita inginkan. Caranya adalah dengan membuat model dari lilin yang kemudian ditutup dengan menggunakan tanah, lalu dilubangi dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan logam, dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang dikehendaki.

Secara umum, zaman logam di Indonesia dapat dibagi menjadi dua: zaman perunggu, dan zaman besi. Pada zaman perunggu, manusia sudah dapat mencampur tembaga dan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam campuran yang lebih keras daripada logam tembaga ataupun timah itu sendiri. Alat-alat peninggalan zaman ini berupa kapak corong, nekara perunggu, bejana perunggu, arca perunggu, candrasa, hingga perhiasan. Pada zaman besi, manusia dapat melebur besi dari bijihnya dengan menggunakan suhu sangat tinggi, yaitu ±3500°C. Alat-alat peninggalan zaman ini berupa kapak sabit, cangkul, pedang, pisau, tongkat, tembilang, dll. Pada zaman prasejarah, zaman perunggu lebih dominan daripada zaman besi karena zaman besi lebih banyak muncul pada zaman sejarah Indonesia, sehingga zaman prasejarah Indonesia dikenal juga dengan sebutan zaman perunggu.

Dewasa ini, telah ditemukan berbagai bentuk bukti lain dari penerapan ilmu metalurgi pada zaman prasejarah Indonesia. Pada Maret 2013, ditemukan logam purba yang diketahui mengandung besi dan oksigen (dominan), juga sedikit silika, aluminium, dan karbon, yang ditemukan di situs Gunung Padang, Sumatra Barat. Logam ini lebih lanjut diketahui berusia lebih dari 11.500 tahun, dan memiliki rongga-rongga pada bagian permukaannya. Rongga-rongga ini diduga merupakan fenomena yang terjadi selama pembakaran/pengolahan logam dengan menggunakan suhu sangat tinggi sehingga terjadi penguapan gas-gas yang tidak diperlukan, seperti karbon dioksida, dari dalam logam hingga akhirnya membentuk rongga-rongga pada permukaan logam tersebut. Di samping penemuan logam purba ini, juga ditemukan semen purba yang dapat merekatkan logam-logam purba tersebut untuk proses pembuatan bangunan atau semacamnya. (rkf)



Diolah dari:

-wikipedia.org

-slideshare.net/DwiKusumo/zaman-logam

-teknologi.news.viva.co.id

-sunny-or-rainy.blogspot.com
  

 

0 Wanita dan Metalurgi


Emas merupakan benda yang banyak disukai oleh kaum hawa. Emas banyak digunakan oleh para wanita sebagai aksesoris dalam bentuk perhiasan. Sebenarnya perhiasan tersebut merupakan campuran emas dengan logam lain. Hal tersebut disebabkan jika emas 24 karat digunakan untuk perhiasan, maka perhiasannya akan lembek sehingga tidak dapat dipakai. Banyak kaum hawa yang  mengagung-agungkan benda ini, karena ereka merasa lebih percaya diri jika memakainya. Tidak jarang, emas ini dijadikan barang investasi. Pasalnya harga emas setiap tahun selalu naik.
Selain digunakan untuk perhiasan, emas juga dapat digunakan untuk bebagai macam keperluan, antara lain:
  1.  Berperan penting dalam pembuatan komputer, alat komunikasi, kapal angkasaenjin pesawat jetkapal terbang, dan hasil pengeluaran yang lain.
  2. Dalam pembuatan lapisan nipis elektroplat pada permukaan penyambung elektrik untuk memastikan penyambungan yang baik.
  3. Bahan pengisi gigi.
  4. Kegunaan perubatan dan biologi (kaji hayat).
  5.  Pengecatan emas pada seramik sebelum seramik dibakar.
  6. Fotografi untuk memberi ton kepada imej perak.
  7. Dinatrium aurothiomalate digunakan dalam rawatan artritis rheumatoid (diberikan secara suntikan intra-otot).
  8. Isotop emas Au-198, digunakan dalam rawatan barah dan rawatan lain-lain penyakit.
  9. Emas digunakan sebagai bahan penyalutan untuk membolehkan bahan biologi diperhatikan di bawah mikroskop elektron imbasan.
  10. Medali dalam sebuah pertandingan.
Emas yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari barasal dari pengolahan bijih emas yang cukup panjang. Disinilah peran metallurgist dibutuhkan, yaitu untuk mengolah bijih menjadi barang-barang yang dapat digunakan. Berikut adalah proses pengolahan emas dari bijih mengalami beberapa tahap, antara lain:
  1. Comminution/Kominusi
    Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan ( meliberasi ) mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan induk.
Ø Refractory ore processing
Ø Crushing
Ø Grinding
Ø Milling

  1. Concentration/separation 
    Setelah ukuran bijih diperkecil, proses selanjutnya dilakukan proses konsentrasi dengan memisahkan mineral emas dari mineral pengotornya. Pada endapan emas aluvial, bijih hasil penggalian langsung memasuki tahap ini tanpa tahap kominusi terlebih dahulu.
  Konsentrasi / separasi dengan metode gravitasi memanfaatkan perbedaan massa jenis emas ( 19.3 ton/m3 ) dengan massa jenis mineral lain dalam batuan ( yang umumnya berkisar 2,6 hingga 2.8 ton/m3 ). Metode gravitasi akan efektif bila dilakukan pada material dengan diameter yang sama/seragam, karena pada perbedaan diameter yang besar perilaku material ringan (massa jenis kecil) akan sama dengan material berat ( massa jenis besar ) dengan diameter kecil. Oleh karena itu dibutuhkan proses Screening and Classifying. Grizzlies, non moved screens
  ü  Vibrating screen
     ü  Spiral classifier
Pada proses ini menjadi sangat penting untuk dilakukan dengan baik, sebab dengan memilah ukuran bijih hasil kominusi akan menyeragamkan besaran umpan (feeding size) ke proses konsentrasi. Sedangkan bijih yang masih belum seragam (lebih besar) hasil pemilahan dikembalikan ke proses sebelumnya yaitu kominusi. Alat-alatnya berupa spanning, sluice box dan spiral concentrator.

Pemisahan pencairan (liquation separation), adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan cara memanaskan mineral di atas titik leleh logam, sehingga cairan logam akan terpisahkan dari pengotor. Yang menjadi dasar untuk proses pemisahan metode ini, yaitu 
ü  Density ( berat jenis
ü  Melting point ( titik cair )

Ø  Magnetic Separation
Pemisahan magnetik ( magnetic separation ), adalah proses pemisahan dengan dasar apabila mineral memiliki sifat feromagnetik. Teknik kerjanya adalah dengan mengalirkan serbuk mineral secara vertikal terhadap medan magnet yang bergerak secara horizontal. Dengan demikian materi yang tidak tertarik magnet akan terpisahkan dari materi yang memiliki sifat feromagnetik.

Ø  Froth Flotation    
Pemisahan pengapungan (Froth Flotation) yaitu proses pemisahan mineral menjadi bijih dari pengotor  dengan cara mengapungkan bijih ke permukaan melalui pengikatan dengan buih dengan menggunakan bahan kimia tertentu dan udara. Selain pemisahan bijih emas, prosess ini banyak dipakai untuk beberapa bijih seperti  Cu, Pb, Zn, Ag, dan Ni.
Teknik pengerjaannya dilakukan dengan cara menghembuskan udara ke dalam butiran mineral halus  (telah mengalami proses crushing) yang dicampur dengan air dan zat pembuih. Butiran mineral halus akan terbawa gelembung udara ke permukaan, sehingga terpisahkan dengan materi pengotor (gangue) yang tinggal dalam air (tertinggal pada bagian bawah tank penampung). Pengikatan butiran bijih akan semakin efektif apabila ditambahkan suatu zat collector. 

3.     Extraction
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa / merkuri dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgam adalah sebuah kombinasi atau campuran air raksa dengan logam lain atau dengan alloy. Merkuri akan membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina.
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam
Ø  Sianidasi
Leaching Sianida adalah proses pelindian selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain. Proses pengolahan emas dengan sianida terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan / pelindian ( leaching ) dan proses pemisahan emas ( recovery ) dari larutan kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium Cyanide ( NaCN ), Potassium Cyanide ( KCN ) , Calcium Cyanide [Ca(CN)2 ], atau Ammonium Cyanide ( NH4CN ). Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Walaupun penggunaan metode ini sama halnya dengan metode ekstraksi yang lain yang masih memiliki potensi dampak berupa efek beracunnya bagi pekerja dan lingkungan, ekstraksi emas dengan menggunakan metode leaching sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi emas dalam skala industri, karena metode ini menawarkan tehnologi yang lebih efektif dan efisien, antara lain adalah :
ü  Heap leaching ( pelindian tumpukan )
Pelindian emas dengan cara menyiramkan larutan sianida dengan menggunakan sprinkler padatumpukan batuan emas ( diameter bijih < 10 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur.
ü  Agitated tank leaching ( pelindian adukan ) 
Pelindian emas yang dilakukan dengan cara mengaduk bijih emas yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada suatu tangki dan diaerasi dengan gelembung udara. 
ü  VAT leaching ( pelindian rendaman ) 
Pelindian emas yang dilakukan dengan cara merendam bijih emas ( diameter bijih < 5 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada bak kedap. 

  1. Refinning/ Pemurnian 
    Refining, yaitu melakukan pengolahan logam kotor melalui proses kimia agar diperoleh tingkat kemurnian tinggi. 
Ø Smelting
Ø Size Reduction
   Mereduksi dore bullion (Au-Ag alloy) yang masih berukuran besar menjadi   butiran-butiran kecil, sebelum diproses ke tahap parting. 
Ø Parting
Ø Aqua Regia
    Pengujian adanya emas dari batuan

Setelah mengalami beberapa proses diatas, emas murni tersebut akan di padu dengan logam lain. Hal tersebut bertujuan agar emas yang sifatnya lembek dapat dipakai, seperti perhiasan gelang, kalung, cincin, dll. Lalu emas paduan tersebut dibentuk sesuai keinginan. Itulah salah satu peran metallurgist yang mungkin kurang disadari di mata masyarakat, tanpa adanya metallurgist, para wanita tidak akan pernah memakai logam yang berharga ini.

sumber: dept. akademik & keprofesian IMMG

0 BULLION IMMG edisi Desember 2014 - Januari 2015

Berikut merupakan buletin bulanan IMMG "BULLION" yang terbit pada Desember 2014 - Januari 2015
(click untuk resolusi lebih besar)



0 Baksos: IMMG Peduli, IMMG Berbakti, IMMG Empati


Rangkaian acara bakti sosial telah selesai digelar Ikatan Mahasiswa Metalurgi beberapa waktu yang lalu. Acara ini merupakan bakti sosial pertama yang diadakan IMMG sepanjang keberjalanan himpunan. Bakti Sosial dengan tagline: IMMG Peduli, Berbakti dan Empati ini diadakan di sekolah luar biasa YPLB Cipaganti Bandung pada 31 Januari 2015. 

Adapun Baksos IMMG dibagi menjadi 2 acara besar, yaitu IMMG Berbagi dan Sekolah Ceria. Fokus utama IMMG Berbagi yaitu pembangunan tempat penampungan sampah dan pembagian buku-buku pelajaran serta P3K. Sementara Sekolah Ceria dilangsungkan pada Sabtu, 31 Januari 2015 di YPLB dengan acara berbagi kebahagiaan melalui senam sehat, lomba mewarnai, berkebun, menyanyi, main, dan makan bersama.

Acara Sekolah Ceria dimulai pagi hari dengan senam sehat bersama dipimpin teman-teman dari teknik metalurgi. Kemudian ada sambutan dari ketua acara bakti sosial IMMG, yaitu Siti Munawaroh, sekaligus membuka rangkaian acara pada hari itu. Setelah itu acara dilanjutkan di dalam rungan sekolah yaitu lomba mewarnai. Acara ini diikuti para murid YPLB dengan penuh antusias dengan kesenangan.


Setelah lomba mewarnai selesai, acara dilanjutkan dengan berkebun dan menanam tanaman bersama.


Setelah istirahat, maka tiba saatnya diumumkan pemenang dari lomba mewarnai yang diadakan sebelumnya.

Kemudian acara dilanjutkan dengan makan siang dan bermain bersama dengan seluruh murid YPLB dan teman-teman IMMG.

Rangkaian acara ini berlangsung hingga sore hari. Kegembiraan terpancar dari seluruh peserta dan teman-teman dari IMMG yang antusias memeriahkan acara ini. Harapannya acara bakti sosial ini dapat terselenggara lagi hingga tahun-tahun mendatang pada kepengurusan IMMG selanjutnya.

courtesy of: divisi pubdok baksos



0 Nickel, Key Component in Infrastructure


oleh: Fajar Zulfikar

0 IMMG Rebut 4 Perunggu Di Olimpiade KM ITB

     Kontingen IMMG ITB berhasil meraih 4 medali perunggu dalam rangkaian acara olimpiade KM ITB yang digelar semenjak Januari lalu. Keempat medali ini dipersembahkan melalui 4 cabang olahraga yang berbeda, yakni tenis meja, tolak peluru, catur dan basket. Secara keseluruhan perolehan medali IMMG dalam acara 4 tahunan yang diadakan KM ITB ini meningkat jika dibandingkan olimpiade KM ITB sebelumnya, yaitu 3 medali perunggu.
     Medali pertama dipersembahkan Fahri Risfa Zuldi melalui cabang atletik pada tolak peluru. Kemudian dari cabang tenis meja, Tomi Prasetya berhasil mempersembahkan medali perunggu pada nomor tunggal putra. Perjuangan Tomi akhirnya terhenti pada babak semifinal setelah sebelumnya berhasil mengalahkan lawan-lawannya, oleh wakil dari geodesi. Medali perunggu lain disumbangkan oleh Lidyana Utami pada cabang catur putri setelah berhasil menduduki posisi tinggi. Sementara medali perunggu terakhir disumbangkan oleh basket putra, setelah pada perebutan juara ke-3 berhasil mengalahkan Himpunan Mahasiswa Sipil dengan skor 38-34 beberapa waktu yang lalu.
     Olimpiade KM ITB ke-8 ditutup pada 21 Februari 2015 yang lalu dengan Himpunan Mahasiswa Elektro berhasil keluar sebagai juaranya.
 

Kicau IMMG

Agenda IMMG

MetalNews (by Fastmarkets)