0 Profil Mahasiswa Berprestasi

AWIDIA ESWANDARI JUWITA:

DENGAN SOLAR CELL, MENJADI MAHASISWA BERPRESTASI FTTM 2013
Pada 4 Mei 2013 lalu, dilaksanakan pemilihan Mahasiswa Berprestasi ITB, atau yang sering disebut Ganesha Prize.  Ajang yang sangat prestisius ini mempertandingkan perwakilan dari keduabelas fakultas yang ada di ITB, dimana perwakilan dari FTTM untuk tahun ini berasal dari Prodi Teknik Metalurgi, yaitu Awidia Eswandari Juwita (MG’10). 
Awidia, kelima dari kanan


Bagaimana rasanya menjadi mahasiswa Teknik Metalurgi pertama yang berhasil menjadi Mapres FTTM mewakili di tingkat ITB? Berikut ini adalah petikan wawancara dengan Awid:



-Gimana ceritanya bisa mewakili Teknik Metalurgi sebagai Mapres?
Awalnya, saya dipanggil Bu Ismi, untuk ditawari menjadi Mapres mewakili Teknik Metalurgi. Setelah tawaran ini saya terima, lalu Bu Ismi menawarkan tema karya tulis yang akan dipresentasikan, yaitu Energi. Kebetulan sekali, saya sangat tertarik di bidang ini, terlebih karena bapak saya yang bekerja di Adaro sedang meneliti masalah Biodiesel. Pada mulanya saya juga ingin membuat karya tulis mengenai Biodiesel, namun ide itu tidak saya lanjutkan.
­
-Mengapa?
Biodiesel ‘kan campuran antara ethanol dengan diesel biasa (diesel = solar). Jadi, biodiesel ini masih membutuhkan diesel/solar biasa, dan menurut saya itu kurang menjanjikan. Nah, karena itu, saya mencoba mengangkat Solar Cell, yang potensinya cukup menjanjikan di Indonesia. Seperti yang kita tahu, Solar Cell memanfaatkan sinar matahari, dimana di Indonesia yang berada di wilayah khatulistiwa, daerahnya disinari matahari sepanjang tahun, sehingga bisa dibilang ketersediaan sumber energinya tetap, mungkin sampai kiamat nanti.

-Mengenai Solar Cell ini, apa kendala yang dihadapi Indonesia dalam penggunaan Solar Cell?
Salah satu masalah utama yang dihadapi semua pengguna solar cell, baik itu di Indonesia maupun di tempat lain, adalah ketika malam hari, dimana tidak ada suplai sinar matahari. Namun hal ini bisa diatasi, yaitu dengan menggunakan sistem On-Grid, dimana sistem Solar Cell digabungkan dengan sistem transmisi listrik PLN. Ketika siang hari, dan energi listrik dari Solar Cell berlimpah, sebagian bisa diberikan pada PLN, untuk ‘ditabung’ dan digunakan di malam harinya. Sistem ini sudah dipakai di Bali, jadi bisa dibilang sudah cukup teruji. Selain itu, masih banyak yang beranggapan bahwa Solar Cell ini mahal. Namun menurut saya, seiring dengan semakin banyak produsen Solar cell, harganya akan semakin turun karena persaingan antar produsen. Tetapi, subsidi energi juga harus dikurangi supaya solar cell ini dapat bersaing secara ekonomis.

-Bagaimana pengalaman dalam penyusunan karya tulis ini?

Karya tulis yang saya buat berjudul ‘Analisis Potensi dan Prospek Tenaga Surya di Indonesia dalam 20 Tahun Kedepan’. Dalam penulisan karya tulis ini saya banyak dibantu dengan penelitian PKM-nya Albi (MG’10) serta dibantu Bang Zela (MG’09) juga. Pada awal pembuatannya, saya mencoba mengolah berbagai data. Lalu, saya disarankan untuk menganalisa data-data yang saya miliki tersebut. Dalam penulisan karya tulis ini, saya mencoba untuk meneliti berapa besar intensitas cahaya serta kondisi lingkungan di berbagai wilayah di Indonesia, untuk kemudian dikaitkan dengan potensinya untuk menggunakan solar cell.


-Bagaimana rasanya ketika presentasi di Fakultas?
Waktu itu saya kaget ketika diminta presentasi, karena sebelumnya belum ada pemberitahuan kapan akan presentasi, dan hari itu juga diminta presentasi di tingkat fakultas. Saat itu saya disuruh memilih, antara presentasi tanpa slide saat itu juga atau pulang dulu untuk mengambil slide. Akhirnya saya buru-buru pulang untuk mengambil slide yang ada di kos. Untung saja semua berjalan lancar.

-Apakah pengumuman pemenang di tingkat Fakultas diberitahukan saat itu juga?
Tidak. Justru saya diberitahu teman saya beberapa hari setelahnya. Sebenarnya saya sempat tidak percaya ketika diberi selamat oleh teman saya. Saya sendiri baru tahu hasilnya ketika saya lihat di papan pengumuman TU.

-Bagaimana rasanya mewakili FTTM dalam Pemilihan Mapres di tingkat ITB?
Excited. Dan cemas. Namun yang pasti, saya ingin mengharumkan nama FTTM di ITB. Alhamdulillah, juri-juri excited dengan karya tulis saya. Saya juga tidak menyesal mengambil tema energi, karena semua orang tertarik dengan tema ini. Siapa sih yang nggak butuh energi? Kan semua butuh. Di sisi lain, peserta-peserta lain juga banyak yang jago presentasinya, karena beberapa peserta ini memang sudah biasa ‘ngomong’ di depan orang banyak.

-Apa saran kakak untuk teman-teman yang mau jadi Mapres berikutnya?
Banyak-banyak cari pengetahuan baru. Belajar ilmu metalurgi tentu penting, tapi bukan itu saja yang perlu kita pelajari. Selain itu, banyak-banyak cari pengalaman juga. Saya sempat ngobrol dengan peserta dari FTSL, ternyata dia pernah ikut exchange. Oiya, denger-denger fakultas juga menyediakan dana untuk exchange lho, coba sering-sering tanya ke dosen. Ikut kegiatan jangan cuma di level himpunan/prodi saja, tapi coba ikut yang skalanya lebih luas, karena menurut saya bobot penilaian untuk kegiatan di level himpunan/prodi tentu lebih kecil daripada di level nasional, atau bahkan internasional.


Oke, terima kasih cerita-ceritanya Kak! Semoga menjadi inspirasi untuk mahasiswa Teknik Metalurgi untuk terus berprestasi dan semoga di tahun-tahun berikutnya teman-teman dari Teknik Metalurgi berhasil meraih Ganesha Prize.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Kicau IMMG

Agenda IMMG

MetalNews (by Fastmarkets)