0 Wanita dan Metalurgi


Emas merupakan benda yang banyak disukai oleh kaum hawa. Emas banyak digunakan oleh para wanita sebagai aksesoris dalam bentuk perhiasan. Sebenarnya perhiasan tersebut merupakan campuran emas dengan logam lain. Hal tersebut disebabkan jika emas 24 karat digunakan untuk perhiasan, maka perhiasannya akan lembek sehingga tidak dapat dipakai. Banyak kaum hawa yang  mengagung-agungkan benda ini, karena ereka merasa lebih percaya diri jika memakainya. Tidak jarang, emas ini dijadikan barang investasi. Pasalnya harga emas setiap tahun selalu naik.
Selain digunakan untuk perhiasan, emas juga dapat digunakan untuk bebagai macam keperluan, antara lain:
  1.  Berperan penting dalam pembuatan komputer, alat komunikasi, kapal angkasaenjin pesawat jetkapal terbang, dan hasil pengeluaran yang lain.
  2. Dalam pembuatan lapisan nipis elektroplat pada permukaan penyambung elektrik untuk memastikan penyambungan yang baik.
  3. Bahan pengisi gigi.
  4. Kegunaan perubatan dan biologi (kaji hayat).
  5.  Pengecatan emas pada seramik sebelum seramik dibakar.
  6. Fotografi untuk memberi ton kepada imej perak.
  7. Dinatrium aurothiomalate digunakan dalam rawatan artritis rheumatoid (diberikan secara suntikan intra-otot).
  8. Isotop emas Au-198, digunakan dalam rawatan barah dan rawatan lain-lain penyakit.
  9. Emas digunakan sebagai bahan penyalutan untuk membolehkan bahan biologi diperhatikan di bawah mikroskop elektron imbasan.
  10. Medali dalam sebuah pertandingan.
Emas yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari barasal dari pengolahan bijih emas yang cukup panjang. Disinilah peran metallurgist dibutuhkan, yaitu untuk mengolah bijih menjadi barang-barang yang dapat digunakan. Berikut adalah proses pengolahan emas dari bijih mengalami beberapa tahap, antara lain:
  1. Comminution/Kominusi
    Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan ( meliberasi ) mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan induk.
Ø Refractory ore processing
Ø Crushing
Ø Grinding
Ø Milling

  1. Concentration/separation 
    Setelah ukuran bijih diperkecil, proses selanjutnya dilakukan proses konsentrasi dengan memisahkan mineral emas dari mineral pengotornya. Pada endapan emas aluvial, bijih hasil penggalian langsung memasuki tahap ini tanpa tahap kominusi terlebih dahulu.
  Konsentrasi / separasi dengan metode gravitasi memanfaatkan perbedaan massa jenis emas ( 19.3 ton/m3 ) dengan massa jenis mineral lain dalam batuan ( yang umumnya berkisar 2,6 hingga 2.8 ton/m3 ). Metode gravitasi akan efektif bila dilakukan pada material dengan diameter yang sama/seragam, karena pada perbedaan diameter yang besar perilaku material ringan (massa jenis kecil) akan sama dengan material berat ( massa jenis besar ) dengan diameter kecil. Oleh karena itu dibutuhkan proses Screening and Classifying. Grizzlies, non moved screens
  ü  Vibrating screen
     ü  Spiral classifier
Pada proses ini menjadi sangat penting untuk dilakukan dengan baik, sebab dengan memilah ukuran bijih hasil kominusi akan menyeragamkan besaran umpan (feeding size) ke proses konsentrasi. Sedangkan bijih yang masih belum seragam (lebih besar) hasil pemilahan dikembalikan ke proses sebelumnya yaitu kominusi. Alat-alatnya berupa spanning, sluice box dan spiral concentrator.

Pemisahan pencairan (liquation separation), adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan cara memanaskan mineral di atas titik leleh logam, sehingga cairan logam akan terpisahkan dari pengotor. Yang menjadi dasar untuk proses pemisahan metode ini, yaitu 
ü  Density ( berat jenis
ü  Melting point ( titik cair )

Ø  Magnetic Separation
Pemisahan magnetik ( magnetic separation ), adalah proses pemisahan dengan dasar apabila mineral memiliki sifat feromagnetik. Teknik kerjanya adalah dengan mengalirkan serbuk mineral secara vertikal terhadap medan magnet yang bergerak secara horizontal. Dengan demikian materi yang tidak tertarik magnet akan terpisahkan dari materi yang memiliki sifat feromagnetik.

Ø  Froth Flotation    
Pemisahan pengapungan (Froth Flotation) yaitu proses pemisahan mineral menjadi bijih dari pengotor  dengan cara mengapungkan bijih ke permukaan melalui pengikatan dengan buih dengan menggunakan bahan kimia tertentu dan udara. Selain pemisahan bijih emas, prosess ini banyak dipakai untuk beberapa bijih seperti  Cu, Pb, Zn, Ag, dan Ni.
Teknik pengerjaannya dilakukan dengan cara menghembuskan udara ke dalam butiran mineral halus  (telah mengalami proses crushing) yang dicampur dengan air dan zat pembuih. Butiran mineral halus akan terbawa gelembung udara ke permukaan, sehingga terpisahkan dengan materi pengotor (gangue) yang tinggal dalam air (tertinggal pada bagian bawah tank penampung). Pengikatan butiran bijih akan semakin efektif apabila ditambahkan suatu zat collector. 

3.     Extraction
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa / merkuri dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgam adalah sebuah kombinasi atau campuran air raksa dengan logam lain atau dengan alloy. Merkuri akan membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina.
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam
Ø  Sianidasi
Leaching Sianida adalah proses pelindian selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain. Proses pengolahan emas dengan sianida terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan / pelindian ( leaching ) dan proses pemisahan emas ( recovery ) dari larutan kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium Cyanide ( NaCN ), Potassium Cyanide ( KCN ) , Calcium Cyanide [Ca(CN)2 ], atau Ammonium Cyanide ( NH4CN ). Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Walaupun penggunaan metode ini sama halnya dengan metode ekstraksi yang lain yang masih memiliki potensi dampak berupa efek beracunnya bagi pekerja dan lingkungan, ekstraksi emas dengan menggunakan metode leaching sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi emas dalam skala industri, karena metode ini menawarkan tehnologi yang lebih efektif dan efisien, antara lain adalah :
ü  Heap leaching ( pelindian tumpukan )
Pelindian emas dengan cara menyiramkan larutan sianida dengan menggunakan sprinkler padatumpukan batuan emas ( diameter bijih < 10 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur.
ü  Agitated tank leaching ( pelindian adukan ) 
Pelindian emas yang dilakukan dengan cara mengaduk bijih emas yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada suatu tangki dan diaerasi dengan gelembung udara. 
ü  VAT leaching ( pelindian rendaman ) 
Pelindian emas yang dilakukan dengan cara merendam bijih emas ( diameter bijih < 5 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada bak kedap. 

  1. Refinning/ Pemurnian 
    Refining, yaitu melakukan pengolahan logam kotor melalui proses kimia agar diperoleh tingkat kemurnian tinggi. 
Ø Smelting
Ø Size Reduction
   Mereduksi dore bullion (Au-Ag alloy) yang masih berukuran besar menjadi   butiran-butiran kecil, sebelum diproses ke tahap parting. 
Ø Parting
Ø Aqua Regia
    Pengujian adanya emas dari batuan

Setelah mengalami beberapa proses diatas, emas murni tersebut akan di padu dengan logam lain. Hal tersebut bertujuan agar emas yang sifatnya lembek dapat dipakai, seperti perhiasan gelang, kalung, cincin, dll. Lalu emas paduan tersebut dibentuk sesuai keinginan. Itulah salah satu peran metallurgist yang mungkin kurang disadari di mata masyarakat, tanpa adanya metallurgist, para wanita tidak akan pernah memakai logam yang berharga ini.

sumber: dept. akademik & keprofesian IMMG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Kicau IMMG

Agenda IMMG

MetalNews (by Fastmarkets)