SNBB III : Hari Pertama
Seminar
Nasional Besi dan Baja (SNBB) 2013 adalah acara seminar yang menyediakan
infromasi mengenai perkembangan besi dan baja di Indonesia pada saat ini. SNBB
2013 adalah SNBB ketiga yang pernah diadakan dengan tema “Peran Strategis Industri Baja dalam Memajukan
Bangsa”. Seminar Nasional Besi dan Baja pertama diselenggarakan sejak tahun 2009 dan diadakan secara periodik
setiap dua tahun sekali. Penyelenggaraan
Seminar Nasional Besi dan Baja bertujuan untuk :
·
Menjalin kerja sama
yang erat dan sinergis antara pemerintah, industri, akademisi dan peneliti.
·
Membina komunikasi,
tukar pikiran dan pengalaman dari berbagai pihak dan pakar untuk pengembangan
industri besi baja nasional.
·
Memaparkan dan
mendiskusikan perkembangan‐perkembangan
teknologi besi baja terkini dan hasil‐hasil penelitian.
SNBB diselenggarakan karena menimbang akan kebutuhan
baja yang merupakan material paling banyak digunakan di dunia. Pada tahun 2012 dilaporkan bahwa jumlah baja
yang dihasilkan di dunia adalah 1,548 milyar ton. Kebutuhan baja untuk
pembangunan terutama di Indonesia masih akan terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan laporan dari SEAISI (South East Asia Iron and
Steel Institute), konsumsi baja Indonesia pada tahun 2012 lalu adalah 12,69
juta ton, meningkat 15,9% dibandingkan tahun 2011. Jumlah baja yang diproduksi
Indonesia pada tahun 2012 adalah 5,42 juta ton dan sejumlah 8,14 juta ton
(64,14% dari kebutuhan baja) masih diimpor.
Penguasaan teknologi besi baja serta
tingkat konsumsi baja masih merupakan salah satu indikator kemajuan suatu
bangsa. Oleh karena itu, pembangunan industri besi dan baja nasional dan
industri pendukungnya (termasuk industri ferroalloys seperti ferronikel,
ferromangan dan ferrosilikon) sangat penting untuk kemajuan Negara Indonesia.
SNBB 2013 diadakan pada tanggal 26-27 September
2013, bertempat di Aula Barat,
ITB. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang terkait dan
berkepentingan dengan pengembangan teknologi metalurgi terutama dalam hal
pengolahan besi dan baja. Pihak-pihak yang
mengikuti acara ini merupakan perwakilan dari perusahaan-perusahaan hingga
mahasiswa S1, S2, S3.
Pada hari pertama, dihadiri pembicara-pembicara dari
berbagai bidang. Pembicara dari Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia, Dr. Thamrin Sihite. Direktur
Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia, Ir. Panggah Susanto, MM. Pembicara kunci ( Keynote Speech) oleh Prof.Youn-Bae Kang, Graduate Institute
of Ferrous Technology (GIFT), Pohang University of Science and Technology
(POSTECH) dan Prof. Geoffrey Brooks, Professor of
Engineering, Faculty of Engineering & Industrial Sciences, Swinburne
University of Technology. Serta pembicara-pembicara
lainnya, yaitu Wolfram Rothman, Darryl
Harris, Bob
Greivedinger, Paul Wurth, Hirotake Kato, Jonatan Handojo, Adil Jamali, Edi
Herianto, perusahaan lain serta dari pihak ITB yaitu dari Teknik Kimia ITB dan
Zulfiadi Zulfan dari Teknik Metalurgi ITB.
Seminar Nasional Besi dan Baja 2013 diselenggarakan
oleh Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, Indonesian Iron and Steel Industry Association
(IISIA) dan Asosiasi Metalurgi
Indonesia (AMI)
serta didukung oleh South East
Asia Iron and Steel Institute (SEAISI), PT Krakatau Steel Tbk., Ikatan
Mahasiswa Teknik Metalurgi (IMMG) ITB dan para sponsor.
SNBB III : Hari
Kedua - Tanpa Koma
Suasana Seminar -SNBB di Aula Timur ITB |
Tak
dapat dipungkiri bahwa material seperti besi dan baja sangat mempunyai peran
penting dalam kemajuan bangsa. Sebagimana yang kita ketahui, besi dan baja merupakan material utama pembangunan
infrastruktur, gedung, bangunan hingga jalan dan jembatan. Kondisi ini
mengundang banyak perhatian oleh investor dan perusahaan untuk bergerak
dibidang ini. Berdasarkan berita yang dilansir oleh AntaraNews.com, nilai
pertumbuhan sektor industri logam dasar, besi, dan baja sedang mengalami
kenaikan signifikan pada awal 2013 ini, yaitu 12,74 persen. Pertumbuhan
tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kumulatif industri pengolahan nonmigas
lainnya. Dalam
keberjalanannya tentu kita membutuhkan banyak perhatian untuk penambahan pengetahuan
dibidang ini.
Perwakilan PT Krakatau Posco sedang memaparkan presentasinya |
Mahasiswa
Teknik Metalurgi ITB melalui Ikatan Mahasiswa Teknik Metalurgi (IMMG) kembali
menghadirkan sebuah acara besar untuk yang ketiga kalinya, yaitu Seminar
Nasional Besi dan Baja (SNBB) III. Kegiatan ini merupakan acara yang diadakan
sekali dalam dua tahun dan diperuntukan
sebagai salah satu bentuk
apresiasi kepada mereka yang sedang atau telah memahami bidang
pengolahan material tersebut. SNBB kali ini mengusung tema “Peran
Strategis Industri Baja dalam Memajukan Bangsa”. Kegiatan yang berlangsung pada
26 – 27 September 2013 ini mengundang banyak pembicara yang berasal dari luar
dan dalam negeri.
Pada hari pertama dan kedua seminar, peserta
akan tertaklukan oleh pembicara yang berhasil menarik fokus mereka. Terlihat
pada hari kedua SNBB, tepatnya pada 27 September 2013, pembicara terbaik yang
diundang berasal dari PT Krakatau Posco, PT Krakatau Steel, PT Jogja Magasa
Iron, CV Asri Keramik Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
B2TKS-BPPT, dan Teknik Metalurgi ITB. Selain dari pemateri-pemateri tersebut,
SNBB juga menghadirkan pembicara dari Swinburne
University of Technology (Melbourne, Australia) yang membahas tentang “Characteristics of Interface between MgAl2O4 Spinel
and Cao-Al2O3-SiO2-MgO Slag”.
Rizky Hidayat, sebagai salah satu informan
yang hadir pada saat ini memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Perilaku Penuaan Regang terhadap Sifat Mekanis Baja API 5L X65 MO dan API 5L
B”. Dalam penelitiannya, mahasiswa S2 Teknik Metalurgi ITB ini dibantu oleh dosen
metalurgi fisik ITB, Bapak Akhmad A. Korda. Rizky memaparkan bahwa fenomena
penuaan regang pada proses fabrikasi material baja sangat tidak diinginkan
karena dapat menurunkan keuletan dan ketangguhan material baja pipa tersebut. “Kondisi
penurunan ketangguhan baja tersebut dapat ditunjukkan melalui penurunan luas
area dibawah kurva tegangan-regangan dibandingkan dengan kondis tanpa penuaan
tersebut”, jelas Rizky dalam pemaparannya pada seminar yang berlangsung di Aula
Timur, ITB tersebut.
Para pembicara dari kalangan industri |
PT Krakatau Posco juga ikut mendatangkan
perwakilannya untuk berbagi ilmu pada seminar hari kedua tersebut. Pembicaranya
adalah M. Dye Ralang Nugok, beliau juga merupakan mantan Ketua Himpunan
IMMG-ITB. Pada kesempatan kali ini, beliau membahas tentang teknik yang
digunakan untuk continuous casting atau
proses pengecoran dan pembekuan baja cair secara kontinyu. Beliau memaparkan
bahwa kualitas baja sangat dipengaruhi oleh proses pengecoran dan dibutuhkan
teknik yang disebut sebagai Teknologi Soft
Reduction dan Electro Magnetic
Stirrer (EMS) yang bertujuan untuk mencegah timbulnya center segregation
pada slab yang dapat menimbulkan rendahnya kualitas baja. Teknologi Soft Reduction tersebut merupakan proses
pengaturan roll gap agar diketahui kepresisian untuk mengumpulkan unsur pembentuk
center segregation, sedangkan EMS berfungsi sebagai pola aliran double roll flow yang membantu mengikat center segregation tersebut.
Antusias peserta juga semakin dimanjakan
dengan adanya pemaparan singkat hasil penelitian oleh pemenang dari lomba paper yang diadakan sebagai bagian dari
SNBB. Presentasi singkat tersebut disampaikan oleh juara 1, 2, dan 3. Tujuan
dasar adanya presentasi ini hanyalah atas dasar ilmu dan berbagi.
“Acara sunguh sangat mendukung kami sebagai
pelajar di bidang ini, baik dari segi ilmu dan bahkan pemaparan para
pembicaranya”, komentar Florence Putri (Mahasiswi Teknik Metalurgi ITB) sebagai
peserta SNBB III. Tak lepas dari kata ilmu, SNBB memang dibentuk sedini mungkin
untuk tercapainya usungan tema yang kali ini mengharapkan industri besi dan
baja dalam memajukan bangsa ini. Majulah perindustrian besi dan baja, mari
bangkitkan keindonesiaan mu. (Teguh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar