0 FTTM Meraih Juara 2 Stand Pameran Karya EMINEX 2014



Pada tanggal 8 November 2014 lalu telah diselenggarakan acara pameran karya EMINEX 2014. Di acara ini IMMG mengirimkan 2 tim yaitu tim Aluminium Juara dan tim Metalografi. Tim Aluminium Juara beranggotakan Iqbal Pratama Abdi Zay, Fahri Risfa Zulfi dan Alfred Gurning. Tim ini mengirimkan karya berupa paper yang membahas mengenai proses daur ulang scrap aluminium. Tim Metalografi beranggotakan Siti Munawaroh, Tomy Prasetya dan Muhammad Rizki. Tim ini mengirimkan karya berupa analisa metalografi logam hasil pengelasan. Pada acara ini tim lomba dan massa IMMG menjelaskan kepada para pengunjung mengenai karya yang telah dihasilkan. Selain itu, massa IMMG pun menjelaskan mengenai teknik metalurgi itu sendiri meliputi pengolahan bahan galian, metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisik.



Karya tim aluminium juara menjelaskan proses daur ulang scrap aluminium. Prosesnya dimulai dari pengumpulan scrap aluminium. Scrap aluminium yang telah terkumpul kemudian dipisahkan pada tahap separation and pre-melting. Scrap aluminium yang telah dipisahkan dari material lainnya dan dikumpulkan berdasarkan seri kemudian dilebur di dalam tanur. Tahap ini disebut melting. Tahap yang terakhir adalah inclusion removal. Pada tahap ini inklusi yang terdapat di dalam lelehan aluminium dipisahkan dengan cara mengendapkannya di dasar tanur. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengalirkan gas inert seperti argon atau nitrogen. Pada proses ini, inklusi akan naik ke permukaan dan dilepaskan ke udara atau berkumpul di terak.


Karya tim metalografi menjelaskan tentang tahapan dan hasil analisa logam hasil pengelasan. Tahapan metalografi adalah pemotongan spesimen, mounting, pengamplasan, pemolesan, etsa dan analisa struktur mikro. Spesimen yang berukuran besar dipotong menjadi bagian yang lebih kecl supaya lebih mudah di-mounting. Spesimen yang telah dipotong kemudian di-mounting. Mounting dilakukan supaya spesimen lebih mudah untuk diamplas. Spesimen kemudian diamplas dan dipoles. Setelah permukaan logam terlihat mengkilap kemudian spesimen dietsa untuk mempermudah analisa struktur mikro. Larutan etsa yang digunakan adalah HNO3 dan CuSO4. Spesimen yang telah dietsa kemudian dianalisa struktur mikronya menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil analisa struktur mikro menunjukkan fasa yang terdapat di dalam logam dan kekerasannya.


Pada pameran karya ini, stand IMMG terletak di parkiran labtek VIII di sebelah stand Patra. Stand dibuka mulai dari pukul 10:00 sampai 16:00. Stand IMMG ini ramai didatangi oleh pengunjung mulai dari mahasiswa ITB berbagai jurusan seperti teknik lingkungan, teknik lingkungan, desain produk, teknik material dan teknik perminyakan, siswa SMA dan masyarakat umum. Total pengunjung  stand mencapai 72 orang. Pada malam harinya sekitar pukul 22:00 diumumkan bahwa FTTM (terdiri dari 2 himpunan yang mengikuti pameran karya yaitu IMMG dan Patra) mendapatkan juara 2 stand untuk pameran karya EMINEX 2014.


(ditulis oleh Iqbal Pratama Abdi Zay)

0 NOTULENSI DISKUSI PUBLIK “RENEGOSIASI KONTRAK FREEPORT, MEMPERJUANGKAN KEADILAN UNTUK INDONESIA”












- Presentasi Rozik B. Soetjipto
Pertama, Presdir PT Freeport Indonesia (PTFI), Rozik B. Soetjipto, memberikan presentasi umum mengenai PTFI. Sejarah PTFI sudah dimulai sejak tahun 1960, dimana saat itu Ekspedisi yang dipimpin Forbes Wilson dan Del Flint mulai menjelajah Ertsberg. Operasi PTFI sendiri baru dimulai pada 1967, sejak penandatanganan KK (Kontrak Karya) pertama. Lalu, tambah Rozik, "Pada 1991, kami menandatangani kontrak berdurasi 30 tahun, dengan opsi perpanjangan 2x10 tahun."


Potensi cadangan tembaga di Papua, menurutnya masih sangat besar. "Dengan kapasitas produksi seperti sekarang, bisa mencapai 40-50 tahun." PTFI sendiri mengolah sekitar 200.000 ton bijih setiap hari, dengan kandungan Cu (tembaga) sekitar 0,76%, dan kandungan Au (emas) tak lebih dari 0,8 gram/ton. Dari bijih sebanyak itu akan diolah hingga diperoleh konsentrat sebanyak sekitar 5500 ton per hari, dengan kandungan Cu sebesar 21%, dan Au sebesar 17 gram/ton.

Produksi PTFI sendiri tidak selalu mulus. Pada tahun 2011, terdapat pemogokan kerja besar-besaran yang menyebabkan produksi menurun. Selain itu, pada 2014, terjadi penghentian produksi sebesar 60%, sebagai akibat dari larangan ekspor bijih dan konsentrat yang diterapkan pemerintah Indonesia. PTFI memurnikan sebanyak 40% konsentratnya (30% di presentasi ESDM) di Indonesia, tepatnya di PT Smelting Gresik, sehingga perusahaan ini tidak perlu menghentikan seluruh produksinya. Baru mulai bulan Agustus 2014, PTFI diperbolehkan kembali mengekspor konsentrat, dengan dikenai pajak keluar sebesar 7,5%.


Sekitar tahun 2015-2016, diperkirakan cadangan tembaga dan emas yang ada di tambang permukaan akan habis. Itulah sebabnya, mulai tahun 2006, PTFI melakukan tunneling untuk menambang bijih yang ada di bawah tanah. Saat ini, sudah ada 400 km tunnel di bawah tanah, dengan 70% dari total produksi PTFI berasal dari sini. Diharapkan, pada 2022, sekitar 900-1000 km tunnel dibawah tanah seluas 10.000 ha (luas wilayah eksploitasi PTFI) telah selesai dibuat, dengan produksi telah mencapai design capacity-nya. Inilah yang menurut Rozik menjadi prospek PTFI kedepan untuk melanjutkan operasi setelah tahun 2021 (dimana kontrak 30 tahunnya telah habis, namun masih ada opsi perpanjangan 2x10 tahun). Selain itu, investasi yang besar untuk pengembangan tambang bawah tanah ini juga menjadi bahan argumentasi PTFI untuk meneruskan operasi.


Setelah itu, Rozik melanjutkan presentasinya dengan menjelaskan dampak ekonomi dari adanya PTFI. Mengutip sebuah studi dari LPEM-FEUI,  Rozik menyebutkan bahwa PTFI telah memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 0,8%, lalu kontribusi terhadap PDRB Provinsi Papua sebesar 37,5%, dan kontribusi sebesar 91% dari PDRB Kabupaten Mimika.
Dari sisi tenaga kerja, Rozik menyebutkan bahwa PTFI telah menyerap lebih dari 30000 orang tenaga kerja yang berkewarganegaraan Indonesia, baik sebagai karyawan, maupun sub-kontraktor. Selain itu, ada sebanyak 796 orang WNA (Warga Negara Asing) yang juga bekerja di PTFI. 

Untuk CSR, PTFI juga telah menganggarkan 1% dari pendapatan kotornya untuk dana kemitraan, serta dana Local Social Development yang besarnya mencapai US$ 71 juta. Dana ini digunakan dalam peningkatan kesehatan dan pendidikan masyarakat, serta untuk pengembangan perekonomian.

- Presentasi R. Sukhyar
Di bagian kedua, Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI, R. Sukhyar, memberikan tambahan-tambahan dari presentasi sebelumnya. Beliau memberikan pandangan pemerintah dalam permasalahan Renegosiasi Kontrak PTFI.
UU 4/2009, dalam pandangan pemerintah, adalah suatu kesempatan untuk mengubah paradigma pengelolaan Sumber Daya Mineral di negeri ini, dari paradigma lama yang hanya mengeksploitasi, sekedar untuk mendapatkan keuntungan berupa uang, menjadi paradigma baru, dimana Sumber Daya Mineral dikelola untuk pembangunan yang berkelanjutan, yaitu pembangunan yang pro growth, pro job, pro poor, serta pro environment. Namun, usaha ini masih mendapat tantangan,seperti infrastruktur di Indonesia yang masih kurang, serta dunia perbankan yang kurang berpihak.
Untuk PTFI sendiri, Sukhyar memaparkan bahwa dari perundingan-perundingan sebelumnya, luas area kerja PTFI sudah dikurangi dari 2,6 juta hektar pada tahun 1991, hingga tahun lalu disepakati
bahwa area kerja PTFI seluas 127.000 hektar, dengan area eksploitasi hanya seluas 10.000 hektar. Konsentrat hasil PTFI selama ini sebagian besar diekspor ke berbagai negara, seperti Spanyol, Filipina, Tiongkok, Jepang, India, serta Korea, sementara sebagian sisanya (30-40%) dikirim ke PT Smelting Gresik untuk dimurnikan. Namun, Sukhyar menambahkan, Anode slime yang merupakan sisa pemurnian Tembaga yang dihasilkan di PT Smelting Gresik, ternyata masih diekspor. Padahal, anode
slime ini masih mengandung emas serta berbagai logam jarang lainnya yang bernilai tingggi.
Untuk itu, pemerintah telah menetapkan 2017 sebagai batas akhir bagi perusahaan-perusahaan tambang untuk membangun industri pemurniannya. "Jadi pasca 2017, tidak ada lagi ekspor bijih, intermediate, atau anode slime," kata Sukhyar. Selain itu, UU 4/2009 juga sudah tidak mengenal istilah 'Kontrak Karya' seperti yang digunakan  PTFI pada 1991. Sekarang yang diberikan pada perusahaan adalah Izin Usaha Pertambangan. Namun, terkait PTFI serta perusahaan lain yang masih memiliki Kontrak, Sukhyar menambahkan, "Kontrak masih diakui sampai waktu berakhirnya Kontrak. Setelah itu, semua IUP."
Senada dengan pernyataan dari PTFI, pemerintah juga berpendapat bahwa dengan investasi dari PTFI yang besar karena pembangunan underground mine dan smelter, maka pay back period PTFI akan melewati tahun 2021. Sehingga setelah 2021, PTFI bisa mendapatkan IUP, namun dengan mengajukan ke pemerintah Indonesia. Selain itu, ada juga berbagai syarat lain yang harus dipenuhi PTFI, seperti misalnya Divestasi dan Pemasukan negara. PTFI wajib memberikan 30% sahamnya ke Pemerintah Indonesia, yang saat ini baru menguasai 9,36%. Kemudian, karena PTFI masih diperbolehkan mengekspor konsentrat, ia dikenai pajak ekspor sebesar 7,5%, yang akan dihilangkan ketika pembangunan smelter sudah mencapai 30%. Syarat-syarat lainnya yang harus dipenuhi PTFI antara lain: luas area kerja dan area eksploitasi, pengolahan dan pemurnian di dalam negeri, kandungan unsur lokal, serta kontrak.
Selain membahas PTFI, Sukhyar juga mengingatkan kepada mahasiswa bahwa masalah di dunia pertambangan bukan cuma PTFI, tapi ada juga IUP yang bermasalah, serta illegal mining yang perlu diselesaikan juga.


- Sesi Diskusi
Setelah pemaparan dari kedua narasumber, dibuka sesi pertanyaan untuk para audiens. Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawabannya:
> Seharusnya, menurut UU Minerba, tahun 2014 ekspor bijih sudah dilarang. Ini kenapa gagal (mundur sampai 2017)? Jika tahun 2017 kembali terjadi hal serupa, apakah akan diundur lagi?
R. Sukhyar (S) : Faktanya, pemerintah memang lalai dalam mengawal UU 4/2009. Tapi, yang pasti, pasca 2017, tidak akan ada bijih ataupun bahan antara (intermediate) yang diekspor. Kalau misalnya tahun 2017 masih belum selesai, akan kita lihat lagi.
Selain itu, UU 4/2009 juga sangat lama dalam pembahasannya. UU ini adalah salah satu dari sedikit UU yang pembahasannya sampai lebih dari 3 tahun. UU ini juga memerlukan banyak peraturan tambahan yang perlu dibuat.
Rozik B. Soetjipto (R) : Dengan UU Minerba, ada banyak hal-hal baru yang menjadi kewajiban perusahaan, sehingga menimbulkan perdebatan antara pemilik modal dengan pemerintah.

> Berapa sebenarnya revenue Freeport? Lalu berapa banyak bagian pemerintah?
R : Revenue PTFI, sebesar US$ 4-6 milyar. Angka ini adalah hasil penjualan kotor, belum dikurangi biaya modal dan operasi. Dari situ, pemerintah Indonesia mendapat royalti sebesar 1%, yang kini telah diubah menjadi 3,75%. Namun perlu diingat, royalti diambil dari pendapatan kotor. Jika dihitung, maka 3,75% itu setara dengan sekitar 9% profit PTFI. Selain royalti, kami juga membayar dividen kepada pemerintah Indonesia sebagai salah satu pemilik saham. Pemerintah Indonesia mendapatkan 59% dividen yang dibayarkan PTFI kepada pemilik saham. Selain itu, kami juga membayar pajak badan usaha serta pajak-pajak lainnya.

> Kenapa pemerintah sepertinya mengikuti keinginan PTFI?
S : Tidak begitu. Semua harus ada trade-off-nya, tidak bisa seenaknya.

> Apa yang dilakukan Freeport dari tahun 2009-2014?
R : Kalau dari perusahaan-perusahaan sendiri, tidak semuanya langsung tunduk dengan UU baru. Perusahaan berargumen dengan menggunakan Kontrak yang sudah disetujui sebelumnya. Sebagian ada yang mengambil jalur hukum. Kami tunduk kepada aturan pemerintah, namun kami juga butuh waktu. 
Pada waktu 2009-2014 itu, kami masih membicarakan mengenai Kontrak Karya kami dengan UU dari Pemerintah, namun pada akhirnya, kami sepakat untuk mengikuti UU. Kami juga membicarakan mengenai UU Minerba bersama dengan pihak pemerintah dan pemegang saham lain. Pemegang saham lainnya merasa keberatan untuk investasi smelter.

> Bagaimana dengan pembangunan smelter? Apakah pemerintah ikut mengawasi?
S : Untuk membangun smelter memang perlu perencanaan yang matang. Perlu dipikirkan mengenai kapasitas produksi, berapa investasinya, apa produknya, dan kemana produknya nanti. Pemerintah akan mengevaluasi kemajuan pembangunan smelter setiap 6 bulan sekali, jika ditemukan kemajuannya tidak sesuai batas target, maka ekspor perusahaan akan dihentikan. Yang mengevaluasi juga bukan tim dari ESDM, namun teman-teman dari ITB, UI, UGM, dan kampus-kampus lainnya.

> Apakah BUMN siap untuk mengambil alih tambang yang dikelola PTFI?
S : Kami tidak ada rencana pengambilalihan seperti itu. Kalau memang ada, harus direncanakan dari jauh-jauh hari. Namun memang tidak semudah itu. Perlu diingat juga, bahwa sebenarnya sudah ada wakil dari Pemerintah di jajaran Komisaris PTFI. Namun, perlu ada wakil pemerintah juga di manajemen.

> Kenapa di aturan yang baru, batas kandungan mineral untuk diekspor jadi 15%, padahal PTFI mampu lebih dari itu?
S : Banyak IUP lain yang kemampuannya berbeda, sehingga tidak bisa disamakan dengan PTFI. Namun, setelah 2017, yang pasti pemurnian sampai 99,99%.

> Apa yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mengawal kebijakan?
R : Yang saya lihat selama menjadi dosen, tidak banyak mahasiswa yang berdialog dengan dosen. Mahasiswa itu harus mampu berbicara. Namun, mahasiswa juga perlu mendalami pokok permasalahan yang dihadapi.

> Kenapa PTFI mau membangun smelter?
R : Perlu diketahui, bahwa pemurnian hanyan meningkatkan 5% nilai logam. Dari segi bisnis pasti tidak menarik. Lalu, kenapa di Cina banyak industri pemurnian? Jawabannya adalah karena banyak industri manufaktur. Produk manufaktur ini memiliki nilai tambah, berupa nilai teknologi dan kreativitas. Harapan kami, ada peningkatan nilai logam, sehingga investasi kami bisa segera dikembalikan. Namun, untuk sementara ini, kami fokus untuk mematuhi peraturan terlebih dulu.
- Closing Statement
Setelah sesi diskusi selesai, kedua narasumber dipersilahkan untuk memberikan pernyataan penutup.

Rozik B. Soetjipto menyatakan terima kasihnya telah diundang di acara diskusi tersebut. Mantan dosen ITB ini mengaku bahwa ia baru sekali ini diundang untuk berdiskusi di ITB. Menurutnya, yang penting dari diskusi ini adalah bagaimana masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar. Dari situ, barulah bisa memikirkan bagaimana memperbaiki masalah yang ada. Beliau juga menekankan, bahwa potensi emas di Papua selain PTFI masih banyak, namun tanah Papua sendiri sulit ditaklukkan, karena itu perlu perencanaan dan kebijakan yang matang dari pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya ini.
Sementara itu, R. Sukhyar menegaskan bahwa, dari PTFI ini, yang dilihat tidak hanya keuntungan dari sisi keuangan saja, namun juga keuntungan dan manfaat lain, seperti misalnya dari sisi Human Development di Papua.


Selain itu, masalah yang dihadapi Indonesia bukan hanya mengenai bagaimana mengekstrak logam, tapi juga bagaimana logam yang sudah murni ini bisa disambut industri manufaktur. Beliau mengakui, koordinasi antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Perindustrian masih kurang baik di bidang ini. Beliau juga menekankan perlunya inovasi-inovasi untuk memanfaatkan logam-logam yang ada di Indonesia. (ich, iqp, rud)

0 Hibah XRF dari PT Smelting Gresik

Pada hari Rabu, tanggal 5 November 2014, dilaksanakan prosesi penyerahan alat XRF (X-Ray Fluorescence) dari PT Smelting Gresik kepada Prodi Teknik Metalurgi ITB. Prosesi penyerahan dilaksanakan di Ruang Rapim A Gedung Annex, dan diserahkan langsung oleh Presiden Direktur PT Smelting Gresik, Makoto Miki, kepada Ketua Program Studi Teknik Metalurgi ITB, M. Zaki Mubarok, serta Eddy Agus Basuki selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTTM. Selain itu, pada acara ini hadir pula perwakilan dari PT Smelting Gresik, Rektorat ITB, serta staf pengajar dan mahasiswa Teknik Metalurgi ITB.




Menurut Makoto Miki, pemberian alat XRF in adalah bagian dari program CSR PT Smelting Gresik, dan beliau juga memuji Prodi Teknik Metalurgi ITB yang telah menghasilkan lulusan-lulusan yang membantu perkembangan PT Smelting Gresik hingga menjadi seperti sekarang ini.


Terima kasih kepada PT Smelting Gresik, semoga alat XRF yang diberikan dapat memberikan sumbangsih kepada kemajuan ilmu metalurgi, khususnya di ITB.



0 Wisuda Oktober IMMG 2014: Kemeriahan dan Kebersamaan



Jumat, 17 Agustus 2014 Syukuran Wisuda Teknik Metalurgi digelarkan di aula Gedung Energi Institut Teknologi Bandung. Acara yang dimulai pada jam 4 sore tersebut dihadiri oleh wisudawan, keluarga wisudawan, dosen, beserta tamu undangan.

Muhammad Arief Purnomo dan Vania Earlene Wijaya selaku pembawa acara pada saat itu mempersilahkan sambutan pertama kepada Luky Nugroho Aji selaku ketua panitia Syukwis formal. Menjelang maghrib, acara diakhiri dengan makan bersama.


Setelah shalat dan makan, acara dilanjutkan dengan syukuran wisuda informal. Syukuran wisuda informal berlangsung seru dengan didampingi oleh Nababan dan Bobby sebagai pembawa acara. Tidak banyak susunan acara dilakukan, semuanya dilakukan secara spontan oleh hadirin yang hadir pada saat itu. Meskipun begitu, acara tetap berlangsung seru dengan semangat kebersamaan. 


Besoknya, tanggal 18 Agustus 2014 adalah hari yang sangat bersejarah dan momentual bagi para wisudawan. Setelah semua prosesi yang dilaksanakan di Gedung Sasana Budaya Ganesha, para wisudawan bersiap-siap untuk mengikuti arak-arakan yang telah dipersiapkan dalam waktu yang relatif panjang dan penuh perjuangan bagi kru arak-arakan. Namun tetap tidak sebanding dengan perjuangan yang selama ini dilakukan oleh Abang dan Kakak wisudawan dalam menjalani kehidupan berkemahasiswaan di kampus Ganesha ini.

Teriakan retoris menggemakan hati Abang dan Kakak wisudawan yang memberikan sebuah arti tersendiri bagi mereka. Tidak kalah, grup perkusi memainkan irama kemenangan sebagai wujud rasa syukur dan gembira menyambut kedatangan wisudawan yang siap diarak di hari yang istimewa ini.


Wisudawan diarak mulai dari lapangan sepak bola Sasana Olahraga Ganesha, menuju gerbang depan kampus Ganesha. Di Sunken Court, wisudawan ditonton oleh banyak mata dengan diiringi pidato singkat dari Bang Wanto dan Bang Sum. “Sebelum kalian menginjakkan tangga kehidupan yang baru” adalah sepotong kalimat ungkapan yang disampaikan oleh Bang Sum seraya mengibarkan bendera merah putih.


Kemudian barisan pawai yang bertemakan perjuangan Indonesia ini disambut dengan properti tank dan tanur. Keceriaan semakin terlihat jelas, begitupun kemeriahannya. Semangat masa himpunan mahasiswa IMMG dicurahkan melalui nyanyian selamat untuk wisudawan.

Kemeriahan menuju puncaknya saat barisan arak-arakan sampai di gerbang depan ITB. Tim perform menampilkan drama musikal. Drama mengangkat cerita tentang perjuangan seorang pahlawan nasional bernama Pattimura. Penonton yang menyaksikan saat itu hanyut terbawa suasana patriotik dari semangat perjuangan Pattimura. Penampilan sampai menuju puncaknya, saat alunan musik pembakar semangat nasionalis diputar diiringi dengan penampilan tari yang luar biasa. Kemudian penampilan ditutup dengan orasi singkat Bang Maros, dan tentu saja mars terbaik IMMG yang selalu membahana.


Terima kasih untuk penyelesaian muliamu wisudawan. Sekarang saatnya spora-spora kebaikkan berterbangan mencari tempat berkembang yang baru untuk bisa berkontribusi lebih, lebih daripada tempat bertumbuh dan berkembang dulu. Bergeraklah dan berselaraslah dalam mencapai cita-cita mulia yang diniatkan dengan teguh demi cinta dan bakti untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater. Selamat untuk wisudawan. (NTH)

0 Pelantikan Senator Baru IMMG 2014/2015


Pada hari Jumat 25 Oktober 2014 yang lalu telah dilakukan proses pengenalan calon senator dan pelantikan senator IMMG, yaitu Claudy Sonly Daniel (12511006). Claudy akan mengemban amanah sebagai senator IMMG dalam Kabinet KM ITB pada periode 2014/2015 dan menggantikan senator IMMG sebelumnya yaitu Izzuddin El Hanif

Forum yang diadakan di Gedung Energi dan Mineral ITB ini berlangsung secara ramai dan penuh dengan antusias massa IMMG yang hadir. Forum diawali dengan pemaparan visi misi dan penjelasan tentang kesenatoran dari Claudy. Claudy sendiri dalam menjadi senator akan dibantu tim senator yang terdiri dari beberapa anggota IMMG angkatan 2012 dan 2013. Claudy menjelaskan tim senatornya ini akan membantu dalam menjalankan urusan kesenatoran baik internalisasi isu, penarikan aspirasi maupun saat rapat di kongres KM ITB. Setelah itu dilakukan sesi tanya jawab bagi massa IMMG yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Claudy sebagai senator ataupun menanyakan hal yang masih mengganjal pengenai pemaparan sebelumnya. Sesi ini berlangsung menarik karena banyak pertanyaan dan feedback diberikan oleh massa dan swasta IMMG. Pada akhir acara dilakukan sesi pelantikan Claudy sebagai Senator baru IMMG oleh ketua DPA IMMG, Tomy Prasetya.


Selamat bertugas Claudy!


0 LPDP Goes to ITB 2014 : Bersama LPDP Membangun Negeri

Tulisan berikut ini adalah hasil dari acara LPDP Goes to ITB 2014 yang diadakan pada 22 Agustus 2014. Berkas-berkas materi yang disampaikan di acara ini (slide, brosur, petunjuk pendaftaran, dll.) dapat dibuka melalui pranala dibagian bawah artikel.

==========================

Kemajuan suatu negara sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Indonesia, menurut McKinsey Global Institute, digadang-gadang akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketujuh dunia pada tahun 2030, dengan kekuatan potensi pasar sebesar US$1,8 triliun. Namun bagaimana dengan kesiapan Sumber Daya Manusia Indonesia? Jika kualitas sumber daya manusia suatu negara dilihat dari jumlah tenaga ahlinya, maka Indonesia patut waspada. Data dari Dikti menyebutkan bahwa dari satu juta penduduk Indonesia, hanya 143 orang yang sudah meraih gelar S3, sementara Malaysia memiliki 509 lulusan S3 per satu juta penduduk, Jerman memiliki 3.990 Doktor per satu juta orang, bahkan Jepang mencapai 6.438 lulusan S3 per satu juta penduduk.

Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi yang tak dimiliki negara maju lain: Bonus demografi. Saat ini, komposisi terbesar penduduk Indonesia adalah anak-anak dari usia 0-19 tahun, dimana pada 30-35 tahun mendatang, mereka akan menjadi penduduk dengan usia produktif. Adanya peluang bonus demografi ini, tidak boleh disia-siakan. Indonesia yang sekarang hanya memiliki 55 juta tenaga terdidik, nantinya akan memerlukan 113 juta tenaga kerja terdidik pada 2030, untuk mengelola potensi-potensi negeri ini. Artinya, Indonesia perlu mempersiapkan diri sedini mungkin untuk memanfaatkan bonus demografi ini, tentu dengan meningkatkan kualitas pendidikan serta memastikan semua penduduk Indonesia usia sekolah bersekolah.

Hal-hal inilah yang melatarbelakangi pemerintah Indonesia untuk membentuk LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). LPDP dibentuk di bawah 3 Kementerian, yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan, serta Kementerian Agama. Ia diberikan mandat untuk mengelola Dana Abadi yang digunakan untuk pengembangan pendidikan, yang pada tahun 2013 besarnya mencapai US$1,28 miliar dan berasal dari APBN.

LPDP sendiri memiliki konsep “Melahirkan Pemimpin Indonesia”, dimana LPDP akan menyiapkan putra-putri Indonesia untuk menjadi pemimpin-pemimpin di bidang publik, swasta, maupun sosial. Untuk membentuk pemimpin yang hebat, tentu diperlukan pendidikan yang terbaik. Karena itu, LPDP memberikan apa yang disebut ‘Beasiswa Pendidikan Indonesia’. Beasiswa ini terdiri dari 4 jenis beasiswa yang berbeda, yaitu Beasiswa Magister dan Doktor, Beasiswa Tesis dan Disertasi, Beasiswa Afirmasi (untuk mahasiswa asal daerah 3T), serta Indonesian Presidential Scholarship.

Beasiswa Magister dan Doktor, Beasiswa Afirmasi, serta Indonesian Presidential Scholarship memberikan kesempatan bagi warga Indonesia dengan berbagai latar belakang (mahasiswa atau pekerja, PNS atau swasta, sipil atau militer) untuk memperoleh pendidikan S2 dan/atau S3 terbaik di berbagai perguruan tinggi, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. Para penerimanya dijanjikan beasiswa penuh (akademik dan non-akademik) selama masa studi. Namun setelah masa studi selesai, meski tidak diikat kontrak, para penerima beasiswa diharapkan kembali ke Indonesia, sebagai bagian dari tanggung jawab moral penerima beasiswa untuk membangun bangsanya.

Baru dibentuk pada tahun 2011, namun hingga tahun 2013, sudah lebih dari 1.500 orang yang memperoleh beasiswa ini. Penerima beasiswa ini bukan hanya dari lulusan perguruan tinggi, namun ada juga yang berasal dari pihak swasta, PNS, bahkan TNI/Polri. Bidang studi yang dipelajari para penerima beasiswa juga beragam, mulai dari teknik, sains, pertanian, hingga ekonomi.

Dengan besarnya peluang yang dimiliki Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, sudah sepatutnya negeri ini meyiapkan sumber daya manusianya, dan kita sebagai calon-calon pemimpin negeri ini, sudah sepatutnya juga menyiapkan diri untuk menyongsong tantangan-tantangan negeri ini di masa depan. (-ich-)

============================

Link materi LPDP Goes to ITB 2014 :


0 IMMG of The Month Juli-Agustus

      IMMG of The Month adalah suatu bentuk apresiasi yang diadakan setiap bulannya kepada massa IMMG yang berperan aktif pada masing-masing departemen. IMMG of The Month ini diberikan kepada staff departemen berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Kepala departemen masing-masing. Harapannya dengan adanya penghargaan ini , akan memacu seluruh staff untuk terus belajar dan berkembang sehingga kelak IMMG akan menjadi himpunan yang kuat dan mampu mencetak alumni yang ideal.
      Untuk periode bulan Juli-Agustus telah terpilih staff masing-masing departemen peraih IMMG of The Month sebagai berikut:

1. Departemen Kesekretariatan

Riri Dasmiranti

2. Departemen Keuangan

Teguh Yassi Akasyah Putra


3. Departemen Pengabdian Masyarakat

Muhammad Iqbal Tawakkal


4. Departemen Hubungan Luar IMMG

Ro Mangatas

5. Departemen Kaderisasi dan Pengembangan Karakter
Indriani


6. Departemen Akademik dan Keprofesian

Nurinda Puspasari


7. Departemen Badan Rumah Tangga

Bagas Putra Arfyansah


8. Departemen Media Komunikasi dan Informasi



Muhammad Reza Kurniawan


9. Departemen Olahraga



Indah Suryani
10. Departemen Kekeluargaan

Moch Iqbal Zaelana M


0 Indonesian Processing Metallurgy 2014



      Indonesian Processing Metallurgy merupakan seminar tingkat nasional yang berhubungan dengan metalurgi yang diselenggarakan tiap 2 tahun oleh Program Studi Metalurgi ITB. Pada tahun 2014 ini IPM sudah menginjak acara keempat setelah pada tahun-tahun sebelumnya juga sudah terselenggara. Kali ini, IPM IV diselenggarakan dengan mengangkat tema yaitu “Penguatan Teknologi Pengolahan Mineral dan Metalurgi Proses dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Hilirisasi Sumber Daya Mineral”. Selain seminar, acara ini juga menyelenggarakan Student Paper Competition. Untuk seminar akan diselenggarakan pada 6-7 November 2014 bertempatan di Aula Barat ITB, kemudian presentasi dari lomba paper pada 5 Novermber 2014 di Ruang Seminar Gedung Campus Center Timur – ITB. Untuk informasi pendaftaran seminar dan lomba paper bisa dilihat pada leaflet dibawah ini:




0 IMMG Juarai KOTMMA 2014


     Kontingen IMMG berhasil menyabet predikat juara umum dalam kompetisi olahraga 'KOTMMA' 2014 yang berlangsung pada 15-18 Agustus 2014 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kompetisi olahraga ini diselenggaran oleh Perhimpunan Metalurgi dan Material Seluruh Indonesia (PM3I) dengan jumlah peserta yaitu seluruh himpunan teknik metalurgi dan material dari berbagai universitas yang tergabung didalamnya, seperti ITB, ITS, UI, ITSB, UNJANI dan UNTIRTA.
     
     Kompetisi olahraga KOTMMA ini sendiri merupakan agenda tahunan PM3I yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menjalin tali silaturahmi antar himpunan yang tergabung di dalamnya yang berasal dari universitas dan daerah yang berbeda-beda. Pada kompetisi KOTMMA tahun sebelumnya 'Himamet' UNJANI berhasil menjadi juara umumnya.
          
     Dalam mengikuti rangkaian kompetisi ini, kontingen IMMG mengirimkan wakil-wakil terbaiknya untuk berlaga dalam ajang futsal, basket dan catur. Predikat juara umum KOTMMA ini berhasil dipastikan setelah kontingen IMMG meraih juara 1 pada cabang basket dan runner up pada cabang futsal.



      Prestasi olahraga ini tak lepas dari dukungan para suporter yang terus hadir di lapangan selama pertandingan, juga karena komitmen dan kerja keras atlet yang berlaga demi mengharumkan nama IMMG. Keterbatasan tempat tinggal dan akomodasi tak menjadi penghalang para atlet untuk bisa tampil dalam ajang ini, malah menjadi semangat dan motivasi untuk berusaha memenangnkan setiap pertandingan yang dilakoni. Setelah kompetisi KOTMMA ini selesai kini kontingen olahraga IMMG mulai fokus pada event olahraga besar berikutnya, yaitu Olimpiade VIII KM ITB 2014.


 

Kicau IMMG

Agenda IMMG

MetalNews (by Fastmarkets)